I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ikan lele (Clarias sp.) yang berukuran kecil (benih) sangat
mudah terserang penyakit apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan seperti
perubahan suhu dan iklim secara ekstrim. Dari kondisi tersebut, penyakit yang sering
dihadapi oleh pembudidaya ikan lele (Clarias
sp.) di Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT)
Mempaya adalah penyakit bintik putih (white
spot). Penyebab penyakit white spot
pada benih ikan lele (Clarias sp.) yaitu infeksi parasit Ichthyophthirius multifiliis dari
golongan protozoa. Adanya bintik putih pada permukaan tubuh dan insang
merupakan salah satu gejala panyakit white
spot yang mudah diamati. White spot menyebabkan
benih ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi sering muncul ke
permukaan dengan posisi berdiri, nafsu makan berkurang, bahkan dapat
menyebabkan kematian massal. Oleh karena itu perlu dilakukan pengobatan pada
benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang white spot.
Pengobatan terhadap ikan yang sakit sangat dianjurkan untuk
memakai bahan herbal atau alami karena dengan memanfaatkan bahan herbal untuk
pengobatan penyakit ikan kita dapat melakukan budidaya ikan yang ramah
lingkungan dan dapat memperkecil biaya pengeluaran. Penggunaan bahan herbal
dikatakan ramah lingkungan dikarenakan bahan herbal yang dipakai akan mudah
terurai di alam dibandingkan bahan kimia buatan. Pemakaian bahan herbal atau
bahan alami tidak mencemari lingkungan serta ikan yang dihasilkan aman untuk
dikonsumsi.
Salah satu bahan herbal yang dapat dimanfaatkan untuk
pengobatan terhadap ikan yang sakit adalah bawang putih (Allium sativum) yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati white spot (bintik putih) pada benih ikan
lele (Clarias sp.) akibat infeksi parasit Ich.
1.2.
Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
1.
Mengidentifikasi penyakit yang menyerang benih ikan lele (Clarias sp.) di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya;
2.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebaran penyakit; dan
3.
Melakukan pengobatan terhadap benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang penyakit;
II. METODOLOGI
2.1. Waktu dan Tempat
ksaan penyakit ikan dilakukan saat ada kejadian ikan sakit. Pemeriksaan
penyakit ikan dilakukan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015. Sedangkan pengobatan dan
pengamatan terhadap benih ikan lele (Clarias
sp.) yang terserang penyakit
dilakukan pada tanggal 16 – 20 Oktober 2015 di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT)
Mempaya, Kecamatan Damar.
2.2. Metode
Pemeriksaan penyakit ikan dilakukan dengan mengamati
morfologi ikan dan gejala klinis dari ikan yang terserang penyakit. Pengukuran
parameter kualitas air dan wawancara terhadap pembudidaya juga dilakukan untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya serangan penyakit pada benih ikan
lele (Clarias sp.) di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya. Berdasarkan
pengamatan dan wawancara dengan pembudidaya, benih ikan lele (Clarias sp.) telah terserang white spot.
Pengobatan terhadap white spot pada ikan
lele (Clarias sp.) dilakukan dengan sari bawang putih melalui tahap-tahap sebagai
berikut:
1.
Paranet dibuka agar sinar matahari dapat secara optimal
menembus ke dalam air bak;
2.
Bawang putih dikupas dan dihaluskan;
3. Bawang putih diperas di dalam ember yang berisi air dari
bak yang terserang white spot menggunakan
saringan atau serok ikan dengan mesh size
berukuran kecil;
4.
Sari bawang putih kemudian diaduk rata dan disiram
perlahan ke dalam bak secara merata;
5.
Pengobatan dilakukan setiap hari dengan pemberian dosis
bawang putih berdasarkan gejala klinis benih ikan lele (Clarias sp.) yang
terinfeksi;
6. Apabila kondisi ikan yang terserang white spot sudah hampir sembuh, pengobatan dengan sari bawang putih
tetap dilakukan dengan mengurangi dosis pengobatan. Pengobatan dilakukan sampai
ikan-ikan yang terserang white spot benar-benar sembuh;
7. Ikan yang sudah sembuh ditandai dengan nafsu makan yang
kembali normal, warna kulit ikan tidak pucat, gerakan lincah, berenang normal
(tidak sering muncul ke permukaan air dengan posisi berdiri), hilangnya
bintik-bintik putih pada kulit dan sirip ikan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil pengukuran parameter kualitas air dan pemeriksaan
penyakit ikan
Hasil pengukuran parameter kualitas
air yang dilakukan pada bak benih ikan lele (Clarias
sp.) yang terserang white spot adalah sebagai berikut:
Tabel
1. Hasil pengukuran parameter kualitas air.
|
No.
|
Hari/tanggal
|
Kualitas Air
|
||
|
Suhu (oC)
|
Salinitas (0/00)
|
pH
|
||
|
1.
|
Kamis, 15 Oktober 2015
|
26
|
0,5
|
6,9
|
|
2.
|
Jum’at, 16 Oktober 2015
|
27
|
0,5
|
6,9
|
|
3.
|
Sabtu, 17 Oktober 2015
|
29
|
0,5
|
7
|
|
4.
|
Minggu, 18 Oktober 2015
|
29
|
0,5
|
7
|
|
5.
|
Senin, 19 Oktober 2015
|
29
|
0,5
|
7
|
|
6.
|
Selasa, 20 Oktober 2015
|
29
|
0,5
|
7
|
Berdasarkan pemeriksaan di lapangan,
terdapat 1 (satu) bak di mana benih ikan lele (Clarias sp.) yang berukuran
3 – 5 cm terserang white spot. “white spot disease” yang juga
dikenal dengan nama penyakit “Ich”
disebabkan oleh infeksi Ichthyophthirius multifiliis, sering terjadi
baik pada ikan hias maupun ikan konsumsi (Floyd dan Reed, 1991). Ichthyophthirius
multifiliis adalah jenis parasit
yang digolongkan ke dalam phylum Protozoa, sub phylum Ciliophora, kelas
Ciliata, sub kelas Holotrichia, ordo Hymenostomatida, family Ophryoglenia dan
genus Ichthyophthirius multifiliis (Hoffman,
1967).
Serangan white spot pada benih ikan lele (Clarias sp.) di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya terjadi setelah hujan lebat.
Suhu air yang turun secara ekstrim menyebabkan sistem kekebalan benih ikan lele (Clarias sp.) menurun dan asupan makanan tidak
dapat masuk kedalam tubuhnya karena benih ikan lele (Clarias sp.) tidak mau makan pelet yang
diberikan. Serangan white spot bersifat frontal (cepat dan mematikan serentak).
Serangan menjadi parah bila benih ikan lele (Clarias sp.) dalam kondisi stress karena
lingkungan yang buruk dan kekurangan nutrisi. Apabila serangan white
spot sudah
parah, ikan yang terserang akan menggosok-gosokkan tubuhnya ke dasar atau
dinding kolam (Rizkiyani, 2012).
3.2.
Hasil pengobatan terhadap white spot
Pengobatan yang telah dilakukan oleh pembudidaya di UPTD Budidaya
Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya adalah dengan menebarkan garam krosok dan
memasukkan daun ketapang yang sudah layu ke dalam bak. Berdasarkan pengalaman
sebelumnya, benih ikan lele (Clarias
sp.) yang terserang white spot akan sembuh dalam jangka
waktu 1 – 2 minggu. Jangka waktu
tersebut tergolong lama dan dikhawatirkan benih ikan lele (Clarias sp.)akan
mengalami infeksi sekunder dengan kondisi yang terserang penyakit white spot tersebut. Oleh karena itu, dilakukan
alternative pengobatan lain dengan memasukkan sari bawang putih ke dalam bak.
Pengobatan terhadap benih ikan lele (Clarias sp.) yang
terserang white spot dilakukan selama
tiga (3 hari). Pengobatan
terhadap white spot dan perkembangan gejala klinis dari benih ikan
lele (Clarias sp.) yang
terinfeksi digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2. Pengobatan dengan sari
bawang putih dan perkembangan gejala klinis benih ikan lele (Clarias sp.)
yang terserang white
spot.
|
No.
|
Hari/Tanggal
|
Gejala
klinis
|
Dosis
bawang putih (gr)
|
|
1.
|
Jum’at, 16 Oktober 2015
|
1. Tubuh berwarna pucat;
2.
Terdapat
bintik-bintik putih pada kulit dan sirip;
3.
Ikan cenderung
sering berenang ke permukaan air dengan posisi berdiri;
4. Nafsu makan menurun.
|
200 gr
|
|
2.
|
Sabtu, 17 Oktober 2015
|
1. Warna tubuh masih pucat;
2. Bintik-bintik putih berkurang;
3. Ikan masih berenang ke permukaan air;
4. Nafsu makan masih kurang.
|
100 gr
|
|
3.
|
Minggu, 18 Oktober 2015
|
1. Warna tubuh kembali cerah;
2. Bintik-bintik putih hilang;
3. Ikan masih berenang ke permukaan air;
4. Nafsu makan masih kurang
|
50 gr
|
|
4.
|
Senin dan Selasa, 19 – 20 Oktober
2015
|
1. Warna tubuh cerah;
2. Bintik-bintik putih hilang;
3. Ikan berenang normal;
4. Nafsu makan kembali normal.
|
Ikan
sudah sehat
|
Pada hari pertama pengobatan, dosis bawang putih yang akan
dihaluskan sebanyak 200 gr. Dosis tersebut diberikan berdasarkan gejala klinis
dari benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang white spot yaitu tubuh
berwarna pucat, terdapat bintik-bintik putih pada kulit dan sirip,
benih ikan lele (Clarias sp.) cenderung sering berenang ke permukaan
air dengan posisi berdiri dan nafsu makan menurun.
Sebagaimana diketahui bahwa benih ikan lele (Clarias sp.) terserang white spot dikarenakan suhu air dalam
bak turun secara tiba-tiba saat dan setelah hujan, maka untuk menaikkan suhu
air dalam bak, ikan dikondisikan dalam bak yang terkena paparan sinar matahari
langsung tanpa ditutup dengan paranet pada siang hari. Sedangkan pada malam
hari, bak kembali ditutup dengan paranet untuk meminimalisir cuaca dingin pada
malam hari. Dan untuk memberikan suplai oksigen secara optimal, air dalam bak
selalu diberi aerasi sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dilakukan selama masa
pengobatan/karantina.
Pada hari kedua, terjadi perubahan
gejala klinis dari benih ikan lele (Clarias
sp.) dimana bintik-bintik putih pada
kulit dan sirip mulai berkurang. Dengan perubahan gejala klinis tersebut, dosis
bawang putih yang akan dihaluskan diberikan sebanyak 100 gr. Pada hari ketiga,
bintik-bintik putih pada kulit dan sirip hilang, warna tubuh kembali cerah,
namun benih ikan lele (Clarias sp.) masih berenang ke permukaan air
dengan posisi berdiri dan nafsu makan masih kurang. Dengan kondisi tersebut,
dosis bawang putih yang akan dihaluskan diberikan sebanyak 50 gr. Pada hari
keempat dan kelima, benih ikan lele (Clarias
sp.) terlihat sudah sembuh. Hal ini
ditandai dengan warna tubuh kembali cerah, tidak terdapat bintik-bintik putih
pada kulit dan sirip, benih ikan lele (Clarias
sp.) berenang normal dan nafsu makan
kembali normal. Dengan kata lain, benih ikan lele (Clarias sp.) yang
terserang white spot di UPTD Budidaya
Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya sudah kembali sehat.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Benih ikan lele (Clarias
sp.) di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar
(BIAT) Mempaya terserang penyakit white
spot, yaitu penyakit yang
disebabkan oleh parasit Ichthyopthirius multifiliis;
2. Faktor penyebab terjadinya
serangan white spot pada benih ikan lele (Clarias sp.) di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT)
Mempaya adalah turunnya suhu air secara ekstrim saat dan setelah hujan lebat;
3. Pengobatan terhadap benih ikan
lele (Clarias sp.) yang terserang white spot dilakukan
dengan menggunakan sari bawang putih, benih ikan yang terserang white spot
sembuh dalam 4 hari.
4.2.
Saran
Saran yang dapat diberikan penulis
kepada pembudidaya di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya adalah sebagai berikut:
1.
Pembudidaya diharapkan dapat menjaga kestabilan parameter
kualitas air agar ikan terhindar dari penyakit baik itu penyakit white spot maupun infeksi penyakit lain.
DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:
Posting Komentar