Rabu, 30 Agustus 2017

Pengobatan White Spot dengan Bawang Putih

di Agustus 30, 2017 0 komentar
I.    PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Ikan lele (Clarias sp.) yang berukuran kecil (benih) sangat mudah terserang penyakit apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan seperti perubahan suhu dan iklim secara ekstrim. Dari kondisi tersebut, penyakit yang sering dihadapi oleh pembudidaya ikan lele (Clarias sp.) di Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya adalah penyakit bintik putih (white spot). Penyebab penyakit white spot pada benih ikan lele (Clarias sp.) yaitu infeksi parasit Ichthyophthirius multifiliis dari golongan protozoa. Adanya bintik putih pada permukaan tubuh dan insang merupakan salah satu gejala panyakit white spot yang mudah diamati. White spot menyebabkan benih ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi sering muncul ke permukaan dengan posisi berdiri, nafsu makan berkurang, bahkan dapat menyebabkan kematian massal. Oleh karena itu perlu dilakukan pengobatan pada benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang white spot.
Pengobatan terhadap ikan yang sakit sangat dianjurkan untuk memakai bahan herbal atau alami karena dengan memanfaatkan bahan herbal untuk pengobatan penyakit ikan kita dapat melakukan budidaya ikan yang ramah lingkungan dan dapat memperkecil biaya pengeluaran. Penggunaan bahan herbal dikatakan ramah lingkungan dikarenakan bahan herbal yang dipakai akan mudah terurai di alam dibandingkan bahan kimia buatan. Pemakaian bahan herbal atau bahan alami tidak mencemari lingkungan serta ikan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.
Salah satu bahan herbal yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan terhadap ikan yang sakit adalah bawang putih (Allium sativum) yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati white spot (bintik putih) pada benih ikan lele (Clarias sp.) akibat infeksi parasit Ich.

1.2.       Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
1.      Mengidentifikasi penyakit yang menyerang benih ikan lele (Clarias sp.) di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya;
2.      Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit; dan
3.      Melakukan pengobatan terhadap benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang penyakit;

  
II.     METODOLOGI

2.1.      Waktu dan Tempat
ksaan penyakit ikan dilakukan saat ada kejadian ikan sakit. Pemeriksaan penyakit ikan dilakukan pada hari Kamis, 15 Oktober 2015. Sedangkan pengobatan dan pengamatan terhadap benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang penyakit dilakukan pada tanggal 16 – 20 Oktober 2015 di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya, Kecamatan Damar.

2.2.      Metode
Pemeriksaan penyakit ikan dilakukan dengan mengamati morfologi ikan dan gejala klinis dari ikan yang terserang penyakit. Pengukuran parameter kualitas air dan wawancara terhadap pembudidaya juga dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya serangan penyakit pada benih ikan lele (Clarias sp.) di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan pembudidaya, benih ikan lele (Clarias sp.) telah terserang white spot. Pengobatan terhadap white spot pada ikan lele (Clarias sp.) dilakukan dengan sari bawang putih melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1.      Paranet dibuka agar sinar matahari dapat secara optimal menembus ke dalam air bak;
2.      Bawang putih dikupas dan dihaluskan;
3.  Bawang putih diperas di dalam ember yang berisi air dari bak yang terserang white spot menggunakan saringan atau serok ikan dengan mesh size berukuran kecil;
4.      Sari bawang putih kemudian diaduk rata dan disiram perlahan ke dalam bak secara merata;
5.      Pengobatan dilakukan setiap hari dengan pemberian dosis bawang putih berdasarkan gejala klinis benih ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi;
6.    Apabila kondisi ikan yang terserang white spot sudah hampir sembuh, pengobatan dengan sari bawang putih tetap dilakukan dengan mengurangi dosis pengobatan. Pengobatan dilakukan sampai ikan-ikan yang terserang white spot benar-benar sembuh;
7.      Ikan yang sudah sembuh ditandai dengan nafsu makan yang kembali normal, warna kulit ikan tidak pucat, gerakan lincah, berenang normal (tidak sering muncul ke permukaan air dengan posisi berdiri), hilangnya bintik-bintik putih pada kulit dan sirip ikan.

  
III.   HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.       Hasil pengukuran parameter kualitas air dan pemeriksaan penyakit ikan
Hasil pengukuran parameter kualitas air yang dilakukan pada bak benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang white spot adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengukuran parameter kualitas air.

No.
Hari/tanggal
Kualitas Air
Suhu (oC)
Salinitas (0/00)
pH
1.
Kamis, 15 Oktober 2015
26
0,5
6,9
2.
Jum’at, 16 Oktober 2015
27
0,5
6,9
3.
Sabtu, 17 Oktober 2015
29
0,5
7
4.
Minggu, 18 Oktober 2015
29
0,5
7
5.
Senin, 19 Oktober 2015
29
0,5
7
6.
Selasa, 20 Oktober 2015
29
0,5
7
Berdasarkan pemeriksaan di lapangan, terdapat 1 (satu) bak di mana benih ikan lele (Clarias sp.) yang berukuran 3 – 5 cm terserang white spot. “white spot disease” yang juga dikenal dengan nama penyakit “Ich” disebabkan oleh infeksi Ichthyophthirius multifiliis, sering terjadi baik pada ikan hias maupun ikan konsumsi (Floyd dan Reed, 1991). Ichthyophthirius multifiliis adalah jenis parasit yang digolongkan ke dalam phylum Protozoa, sub phylum Ciliophora, kelas Ciliata, sub kelas Holotrichia, ordo Hymenostomatida, family Ophryoglenia dan genus Ichthyophthirius multifiliis    (Hoffman, 1967).
Serangan white spot pada benih ikan lele (Clarias sp.) di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya terjadi setelah hujan lebat. Suhu air yang turun secara ekstrim menyebabkan sistem kekebalan benih ikan lele (Clarias sp.) menurun dan asupan makanan tidak dapat masuk kedalam tubuhnya karena benih ikan lele (Clarias sp.) tidak mau makan pelet yang diberikan. Serangan white spot bersifat frontal (cepat dan mematikan serentak). Serangan menjadi parah bila benih ikan lele (Clarias sp.) dalam kondisi stress karena lingkungan yang buruk dan kekurangan nutrisi. Apabila serangan white spot sudah parah, ikan yang terserang akan menggosok-gosokkan tubuhnya ke dasar atau dinding kolam (Rizkiyani, 2012).


3.2.       Hasil pengobatan terhadap white spot
Pengobatan yang telah dilakukan oleh pembudidaya di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya adalah dengan menebarkan garam krosok dan memasukkan daun ketapang yang sudah layu ke dalam bak. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang white spot akan sembuh dalam jangka waktu 1 – 2 minggu. Jangka waktu tersebut tergolong lama dan dikhawatirkan benih ikan lele (Clarias sp.)akan mengalami infeksi sekunder dengan kondisi yang terserang penyakit white spot tersebut. Oleh karena itu, dilakukan alternative pengobatan lain dengan memasukkan sari bawang putih ke dalam bak.

Pengobatan terhadap benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang white spot dilakukan selama tiga (3 hari). Pengobatan terhadap white spot dan perkembangan gejala klinis dari benih ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2. Pengobatan dengan sari bawang putih dan perkembangan gejala klinis         benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang white spot.
No.
Hari/Tanggal
Gejala klinis
Dosis bawang putih (gr)
1.
Jum’at, 16 Oktober 2015
1.   Tubuh berwarna pucat;
2.   Terdapat bintik-bintik putih pada kulit dan sirip;
3.   Ikan cenderung sering berenang ke permukaan air dengan posisi berdiri;
4.   Nafsu makan menurun.
200 gr
2.
Sabtu, 17 Oktober 2015
1.   Warna tubuh masih pucat;
2.   Bintik-bintik putih berkurang;
3.   Ikan masih berenang ke permukaan air;
4.   Nafsu makan masih kurang.
100 gr
3.
Minggu, 18 Oktober 2015
1.   Warna tubuh kembali cerah;
2.   Bintik-bintik putih hilang;
3.   Ikan masih berenang ke permukaan air;
4.   Nafsu makan masih kurang
50 gr
4.
Senin dan Selasa, 19 – 20 Oktober 2015
1.   Warna tubuh cerah;
2.   Bintik-bintik putih hilang;
3.   Ikan berenang normal;
4.   Nafsu makan kembali normal.
Ikan sudah sehat
Pada hari pertama pengobatan, dosis bawang putih yang akan dihaluskan sebanyak 200 gr. Dosis tersebut diberikan berdasarkan gejala klinis dari benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang white spot yaitu tubuh berwarna pucat, terdapat bintik-bintik putih pada kulit dan sirip, benih ikan lele (Clarias sp.) cenderung sering berenang ke permukaan air dengan posisi berdiri dan nafsu makan menurun. Sebagaimana diketahui bahwa benih ikan lele (Clarias sp.) terserang white spot dikarenakan suhu air dalam bak turun secara tiba-tiba saat dan setelah hujan, maka untuk menaikkan suhu air dalam bak, ikan dikondisikan dalam bak yang terkena paparan sinar matahari langsung tanpa ditutup dengan paranet pada siang hari. Sedangkan pada malam hari, bak kembali ditutup dengan paranet untuk meminimalisir cuaca dingin pada malam hari. Dan untuk memberikan suplai oksigen secara optimal, air dalam bak selalu diberi aerasi sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dilakukan selama masa pengobatan/karantina.
Pada hari kedua, terjadi perubahan gejala klinis dari benih ikan lele (Clarias sp.) dimana bintik-bintik putih pada kulit dan sirip mulai berkurang. Dengan perubahan gejala klinis tersebut, dosis bawang putih yang akan dihaluskan diberikan sebanyak 100 gr. Pada hari ketiga, bintik-bintik putih pada kulit dan sirip hilang, warna tubuh kembali cerah, namun benih ikan lele (Clarias sp.) masih berenang ke permukaan air dengan posisi berdiri dan nafsu makan masih kurang. Dengan kondisi tersebut, dosis bawang putih yang akan dihaluskan diberikan sebanyak 50 gr. Pada hari keempat dan kelima, benih ikan lele (Clarias sp.) terlihat sudah sembuh. Hal ini ditandai dengan warna tubuh kembali cerah, tidak terdapat bintik-bintik putih pada kulit dan sirip, benih ikan lele (Clarias sp.) berenang normal dan nafsu makan kembali normal. Dengan kata lain, benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang white spot di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya sudah kembali sehat.


IV.   KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.       Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:
1.    Benih ikan lele (Clarias sp.) di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya terserang penyakit white spot, yaitu penyakit yang disebabkan oleh parasit Ichthyopthirius multifiliis;
2.    Faktor penyebab terjadinya serangan white spot pada benih ikan lele (Clarias sp.) di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya adalah turunnya suhu air secara ekstrim saat dan setelah hujan lebat;
3.    Pengobatan terhadap benih ikan lele (Clarias sp.) yang terserang white spot dilakukan dengan menggunakan sari bawang putih, benih ikan yang terserang white spot sembuh dalam 4 hari.

4.2.       Saran
Saran yang dapat diberikan penulis kepada pembudidaya di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar (BIAT) Mempaya adalah sebagai berikut:
1.      Pembudidaya diharapkan dapat menjaga kestabilan parameter kualitas air agar ikan terhindar dari penyakit baik itu penyakit white spot maupun infeksi penyakit lain.


DAFTAR PUSTAKA

 

Floyd, R.F. dan Reed, P. 1991. Ichthyophthirius multifiliis (white spot) infection in fish. http://edis.ifas.ufl.edu/FA033.

 

Hoffman, G.L. 1967. Parasites of North American Freshwater Fishes. http://onlanelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1550-7408.1986.tb05628.x/pdf.

 

Rizkiyani, Ninda. 2012. Parasit dan Penyakit Ikan, Pengamatan Ketahanan Tubuh Ikan lele (Clarias sp.)(Clarias sp.) Terhadap Serangan Parasit/Penyakit. Laporan Praktikum. Program Studi Budidaya Perairan Universitas Pekalongan. http://nindary91.blogspot.co.id/2013/02/laporan-parasit-pda-ikan-lele.html. Diunduh tanggal 26 Oktober 2015.

Pencegahan dan Pengobatan Ikan dengan Tanaman Herbal

di Agustus 30, 2017 0 komentar
I.             PENDAHULUAN
Penyakit ikan merupakan salah satu kendala dalam usaha budidaya ikan. Penyakit ikan dapat berasal dari jamur, parasit, bakteri maupun virus. Serangan penyakit ikan terjadi apabila kondisi lingkungan perairan berada pada perubahan parameter kualitas air secara ekstrim seperti: perubahan temperatur air, oksigen terlarut, pH air, salinitas air dan parameter lainnya sehingga berpengaruh terhadap keseimbangan proses metabolisme pada tubuh ikan yang akan menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh dan ikan akhirnya menjadi lemah. Pada kondisi tersebut berbagai jenis penyakit dapat dengan mudah menyerang ikan yang dibudidayakan.
Mengingat hal tersebut, perlu dilakukan pengendalian penyakit ikan. Pengendalian penyakit ikan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pencegahan (tindakan preventif) dan pengobatan (tindakan kuratif). Pencegahan penyakit ikan dilakukan dengan penerapan padat tebar yang disesuaikan dengan daya dukung lahan, menjaga lingkungan perairan supaya selalu berada dalam kondisi yang kondusif bagi kehidupan ikan dan pemberian pakan ikan harus tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu dan tepat ukuran. Pengobatan dilakukan dengan pemberian obat pada ikan yang terserang penyakit agar sehat kembali. Pengobatan penyakit ikan sebaiknya dilakukan dengan bahan alami. Selain ramah lingkungan, mudah hancur/terurai, penggunaan bahan alami juga tidak menyebabkan residu pada ikan dan manusia. Berikut beberapa tanaman yang bermanfaat untuk mencegah penyakit dengan menjaga kualitas air dan menjadi obat bagi ikan yang terserang penyakit.

A.     TANAMAN YANG BERMANFAAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR

1.   Pisang (Musa paradisiaca)
Cara penggunaan: ditebarkan ke dalam kolam
ü Fungsi: menaikkan dan menstabilkan pH air, media pakan alami
ü Aplikasi : batang dan bonggol pisang dicacah ukuran 1 - 2 cm, ditebarkan ke kolam selama 24 jam. Dapat juga sebagai media pakan alami, dengan dipotong ukuran agak besar dan dimasukkan ke dalam kolam agar tumbuh jasad renik/cacing untuk pakan ikan
2.   Ketapang (Terminalia cattapa)
Cara penggunaan: perendaman
ü Fungsi: menaikkan dan menstabilkan pH air
ü Aplikasi: daun ketapang yang diambil adalah daun ketapang yang telah jatuh dari pohonnya (daun sudah layu berwarna coklat). Daun ketapang dapat dimasukkan langsung ke dalam kolam selama  2 – 3 hari atau dimasukkan ke dalam karung yang diikat di ujungnya dan dilubangi beberapa titik agar sari-sari daun ketapang keluar dalam 2 – 3 hari perendaman di dalam kolam
3.   Pepaya (Carica papaya L.)
Cara penggunaan: ditebarkan ke dalam kolam
ü Fungsi: menstabilkan pH air, obat herbal bagi ikan lele yang stress atau sakit, meningkatkan kekebalan ikan
ü Aplikasi: daun papaya dijadikan sebagai pakan ikan dengan dosis 15 kg per 100 kg bobot ikan

B.     TANAMAN YANG BERMANFAAT UNTUK MENGOBATI PENYAKIT IKAN

1.   Bawang putih (Allium sativum)
Cara penggunaan: disiram ke kolam atau disemprot ke pakan
ü Target Patogen: parasit Ichthyophthirius multifiliis penyebab penyakit white spot (bintik putih) dan Trichodina sp. penyebab penyakit gatal
ü Aplikasi: 200 g bawang putih dihaluskan dan diambil sarinya, dilarutkan dalam 400 ml air
2.   Petai cina, Kemlandingan, Lamtoro (Fam. mimesacea)
Cara penggunaan: dicampur dengan pakan
ü Target patogen: parasit Helminthosis (Dactyrogiriasis, Cacingan, Gyrodactyliasis) pada catfish (lele dan patin)
ü Aplikasi: 2 g daun dicacah untuk diberikan  per 1 kg ikan
3.   Sirih (Piper betle)
Cara penggunaan: perendaman
ü Target patogen: bakteri Aeromonas hydrophila penyebab penyakit bercak merah dan borok
ü Aplikasi: 2 g ekstrak daun dalam 60 ml air untuk perendaman ikan yang sakit
4.   Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Cara penggunaan: perendaman
ü Target patogen: bakteri Aeromonas hydrophila penyebab penyakit bercak merah dan borok
ü Aplikasi: rimpang segar direbus, airnya untuk perendaman ikan yang sakit. Untuk obat luar, rimpang segar diparut, dioleskan pada luka atau borok
5.   Kamboja (Plumeria acuminata)
Cara penggunaan: ditebarkan ke dalam kolam
ü Target patogen: jamur Saprolegnia sp.
ü Aplikasi: daun kamboja dipetik pagi hari. Kolam dengan luas 100 m2 membutuhkan daun sebanyak 10 kg, batang dicacah kecil-kecil lalu dimasukan ke dalam kolam hingga merata, perlakuan ini diulang setiap hari selama tiga hari.
6.   Ciplukan (Physalis angulata)
Cara penggunaan: perendaman
ü Target patogen: bakteri penyebab radang, kemerahan atau borok dan bengkak
ü Aplikasi: daun dan buah ciplukan basah sebanyak (15 - 30 g) direbus dalam 100 ml air untuk perendaman ikan yang sakit
7.   Kelor (Moringa oleifera)
Cara Penggunaan: perendaman
ü Target patogen: bakteri Aeromonas hydrophila penyebab penyakit bercak merah dan borok dan Streptococcus agalactiae (penyakit dengan gejala berenang tak beraturan, mata menonjol, badan kehitaman)
ü Aplikasi : 5 g daun kelor dicacah halus dicampur air 100 ml, hasil saringannya dicampur air digunakan untuk perendaman
8.   Meniran (Phyllanthus niruri)
Cara Penggunaan: melalui pakan
ü Target patogen: Bakteri Aeromonas hydrophila penyebab penyakit bercak merah dan borok, Edwarsiella tarda penyakit bisul dan luka pada kulit

ü Aplikasi : 20 g daun dicacah halus dan dicampur dalam 1 kg pakan
 

All About Fisheries... Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review